Selasa, 07 Juni 2011

Cara memahami "WAKTU"

Oleh: JOKO SUKOCO


Cara memahami "WAKTU". Tiada hal yang paling susah untuk dibicarakan kecuali WAKTU. Ia adalah benda yang biasa kita merasakannya. Kita hidup di dalamnya; memakainya;menghitungnya; namun sukar untuk mengetahuinya.



 Maha Suci Engkau ya Alloh
 Engkau ciptakan sesuatu.
 kami (manusia)sedikit tahu tentangnya
 Sungguh Maha Agung Engkau ya Alloh


Waktu sangat menentukan pola hidup manusia. Begitu pemahaman manusia tentang waktu itu berbeda, maka pola hidup dan tingkah lakunya pun akan berbeda.


       Orang Jawa secara umum berpandangan bahwa"waktu" itu bergerak dan arah gerakannya seperti roda. hal ini dapat kita ketahui dari ungkapan dalam bahasa Jawa yang berbunyi: "urip iki amung kadyo cokro manggilingan". (Hidup ini bagaikan roda berputar). Pandangan tentang waktu seperti ini mengakibatkan kepribadian yang pasrah.  Pengetahuan atau pemahaman mereka tentang nasib (takdir)akan seirama dengan berjalannya roda. Mereka cenderung menganggap manusia ini bagaikan kotoran yang menempel pada roda, terserah kepada mesin yang menggerakkannya. Tidak ada usaha sungguh-sungguh dalam segala aspek kehidupan. Terserah pada perjalanan roda, toh kadang berada di posisi atas, terkadang berada di bawah, tak tentu.     
       Orang-orang barat pada umumnya berbeda cara memandang waktu dengan orang-orang timur. Menurut mereka, waktu itu bergerak lurus ke depan. Detik ini diikuti oleh detik berikutnya, hari ini diikuti oleh hari berikutnya dan seterusnya.  Pandangan mereka terhadap waktu mempengaruhi pola hidup mereka. Mereka berfikir bahwa apabila detik ini menabung x rupiah dan seterusnya tiap detik hingga ke n detik maka pada waktu ke n akan memiliki nx rupiah. Mereka gemar menabung karena akan memiliki harta yang banyak (kaya) pada masa yang akan datang. Mereka gemar berlatih karena akan menjadi juara, mereka juga gemar olah raga karena akan menjadi sehat dan seterusnya. Mereka memiliki pandangan-pandangan  hidup diantaranya berbunyi: Time is money (waktu adalah uang), tomorrow is another day (esok adalah hari yang lain/berbeda). Mereka percaya bahwa setiap waktu yang kita gunakan harus menghasilkan uang /sesuatu, dan mereka membagi waktu itu menjadi 3 bagian ada waktu lampau (past), waktu sekarang (present), dan masa yang akan datang (future ). 

       Albert Enstein berpendapat lain tentang waktu. Beliau terkenal dengan teori relativitasnya. Waktu yang kita alami ini bersifat relatif (nisbi). Jadi kalau kita mengatakan bahwa perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain memakan waktu x jam misalnya, maka harga x itu relatif (tidak mutlak). Penjelasannya sangat sederhana. Satu hari di bumi ini panjangnya tidak sama dengan satu hari di planet lain (Mars) misalnya. Jadi jika kita di bumi ini bisa mencapai umur 63 tahun baru meninggal, maka jika kita tinggal di Mars umur kita tidak 63 tahun.  Dengan demikian, hakekat "waktu" adalah "gerak". Waktu ada karena adanya gerak dan siapakah Penggerak Pertama? Para ilmuwan memberi nama X pada unsur ini.
        Bagaimanakah Islam memandang "waktu", apakah seperti Orang Jawa, atau seperti Orang Barat, atau seperti Ilmuwan (Albert Enstein), atau memiliki pandangan sendiri tentang hakekat "waktu". Islam memiliki definisi tersendiri tentang "waktu".


Semoga bermanfaat    
TERIMA KASIH


Klik bawah ini, jika anda menyukai tulisan ini. Kembaki ke MENU klik di bawah SUKA

---BERANDA---SENI---SCIENCE---AGAMA---FILSAFAT---CARA2---GAMBAR POUR NOW---HERBAL KOCOK

Tulisan Terkait:

2 komentar: