Jumat, 08 Februari 2013

Cara memahami puisi “Ah, Are You Digging On My Grave?”

Oleh: JOKO SUKOCO


BOLEH DI KLIK

http://4.bp.blogspot.com/-Zey-2YUgoQg/URUDi1bGA2I/AAAAAAAAAQ8/2TxNQNjuiQk/s1600/thomas-hardy-.jpg

CARA MEMAHAMI PUISI "AH, ARE YOU DIGGING ON MY GRAVE?". Puisi ini hasil karya Thomas Hardy. Dengan membaca puisi ini kita akan dapat mendengarkan suara orang yang telah meninggal dunia. Jadi inilah suara dari alam kubur yang dapat kita dengar. Ingin membaca dan mendengarkan? Terus saja membaca artikel ini

 

Inilah puisi selengkapnya

Ah, Are You Digging On My Grave?

Top of Form

"Ah, are you digging on my grave,
My loved one? -- planting rue?"
-- "No: yesterday he went to wed
One of the brightest wealth has bred.
'It cannot hurt her now,' he said,
'That I should not be true.'"

"Then who is digging on my grave,
My nearest dearest kin?"
-- "Ah, no: they sit and think, 'What use!
What good will planting flowers produce?
No tendance of her mound can loose
Her spirit from Death's gin.'"

"But someone digs upon my grave?
My enemy? -- prodding sly?"
-- "Nay: when she heard you had passed the Gate
That shuts on all flesh soon or late,
She thought you no more worth her hate,
And cares not where you lie.

"Then, who is digging on my grave?
Say -- since I have not guessed!"
-- "O it is I, my mistress dear,
Your little dog , who still lives near,
And much I hope my movements here
Have not disturbed your rest?"

"Ah yes! You dig upon my grave...
Why flashed it not to me
That one true heart was left behind!
What feeling do we ever find
To equal among human kind
A dog's fidelity!"

"Mistress, I dug upon your grave
To bury a bone, in case
I should be hungry near this spot
When passing on my daily trot.
I am sorry, but I quite forgot
It was your resting place."

Thomas Hardy


Inilah bentuk prosanya dan marilah kita dengarkan suara dari alam kubur!

Bait 1

Setelah beberapa hari dikuburkan maka mayat itu kedatangan tamu yang tidak diundang. Si tamu menggaruk-garuk pusara yang masih berwarna merah seperti hendak membongkar kubur. Mayat dari dalam kubur terperanjat dari tidurnya lalu mencoba bertanya kepada tamunya. “Siapakah yang menggali kuburku? Apakah Engkau kekasihku, datang ke mari untuk menanam bunga kamboja sebagai rasa penghormatan terhadap si mati?” Si tamu menjawab: “Bukan!” Kemudian si tamu menambahkan bahwa kekasihnya sekarang sedang menuju ke pelaminan dengan salah satu orang terkaya di desanya. “Kekasihmu sekarang (setelah engkau meninggal) mengatakan bahwa tidak apa-apa baginya untuk kawin lagi sekarang toh tidak akan menyakitimu lagi apabila ditinggal kawin lagi. Ma’af, sebetulnya aku harus berbohong denganmu dalam masalah ini”, tambah si tamu


Bait 2

Si mayat kemudian bertanya:”Kalau begitu, siapa yang menggali kuburanku ini? Apakah keluarga dekatku?” Si tamu menjawab:”Oh, bukan” Kemudian si tamu menambahkan bahwa mereka (keluarga yang ditinggalkan) pada duduk-duduk sambil berpikir. Apa yang ada dalam pikiran mereka adalah bahwa tidak ada gunanya menanam pohon kamboja. Pohon itu akan menghasilkan bunga macam apa? Dilihat dari gundukan tanah merah yang ada, maka tidak ada tanda-tanda yang menyatakan bahwa penanaman pohon di kuburan akan melepaskan nyawa si mayat dari jeratan maut


Bait 3

Setelah mendengar penjelasan si tamu, maka si mayat mulai agak bingung lalu dia berkata agak marah:”Tapi, betul-betul ada seseorang yang sedang menggali kuburanku. Apakah musuhku? Kau datang dengan licik, beraninya hanya karena aku sudah mati?” Si tamu menjawab:”Oh, bukan”. Kemudian si tamu menambahkan bahwa ketika dia (musuhmu) mendengar khabar akan kematianmu yang akan lambat laun menghancurkan seluruh tulang belulangmu, dia berpikir bahwa kamu tidak lagi merupakan penyebab kemarahannya dan dia tidak peduli di mana kamu dikuburkan


Bait 4

Mendengar penjelasan dari si tamu, maka si mayat mulai gusar. Dia kira yang datang adalah kekasihnya yang pada waktu masih hidup bersama, katanya sehidup semati, tetapi ternyata yang datang bukan kekasihnya. Lalu dia berpikir bahwa yang datang adalah kaum kerabatnya yang pada waktu hidup mereka sangat menyayangi karena masih ada hubungn darah, ternyata bukan. Dalam kegalauannya dia berpikir bahwa yang datang itu adalah musuhnya, yang akan memeranginya dan dia tentu kalah karena ketidakberdayaannya di alam kubur, ternyata yang datang juga bukan musuhnya. Lalu dia berkata:” Okeylah kalau begitu, siapa yang sedang menggali kuburanku, mengaku saja karena aku sudah tidak mampu lagi menebaknya.” Si tamu lalu menjawab:” Ini aku tuanku, anjing kecilmu yang masih hidup di sekitar sini, dan aku sangat berharap kepergianku ke sini tidak mengganggu istirahatmu.”


Bait 5

Mendengar penjelasan tamunya (anjing kecil), si mayat mulai lega hatinya. Dia tidak mengira bahwa yang datang (memberi penghormatan pada si mati) malah hanya seekor anjing piaraannya, bukan manusia yang diharapkan akan memperhatikannya walaupun sudah meninggal, e..ee.. malah hanya seekor anjing yang masih hidup yang semasa hidupnya telah saling tolong menolong bagaikan manusia. Si mayat berpikir bahwa betapa setianya anjing kecil ini, melebihi kesetiaan manusia (kekasih, kerabat, dan bahkan musuh).

Bait 6

Si tamu (anjing kecilnya) lalu berkata:”Tuanku, aku menggali kuburmu untuk mengubur sepotong tulang, kalau-kalau saya lapar pas kebetulan lewat tempat ini pada saat saya jalan-jalan pagi hari, Sekali lagi ma’af Tuanku, saya lupa kalau ini adalah kuburan Tuanku tempat Tuanku istirahat”.
NB:
Setelah tahu bahwa bukan manusia yang menggali kubur, si mayat memuji bahwa ternyata hewan lebih setia dari pada manusia, tetapi kenyataanya anjing tadi bukan karena kesetiaan, tetapi seperti layaknya anjing yang lain yaitu menyimpan makanan jika nanti terasa lapar, kebetulan tempatnya adalah di kuburan tuannya, yang kebetulan dia juga lupa akan hal itu. 

Semoga bermanfaat
TERIMA KASIH


Klik bawah ini, jika anda menyukai tulisan ini. Kembaki ke MENU klik di bawah SUKA

---BERANDA---SENI---SCIENCE---AGAMA---FILSAFAT---CARA2---GAMBAR POUR NOW---HERBAL KOCOK

Tulisan Terkait:

3 komentar:

  1. Waaaah bloge makin meriah aja....selamat yoooo wis tambah pinter...

    BalasHapus
  2. ya makanya orang kalau sdh mmati alias tdk bernyawa itu nggak ada yang bisa diharap dari keduniawiannya ..... padahal swktu hidup nyawanya dipertaruhkan untuk mnendpatkannya ironis kan....? yang selalu setia menemani kita sampai mati hanyalah amal kita....ibadah kita....Kenapa kita tidak mati2an untuk mendapatkannya ? ironis memang.....yaaah itulah manusia...diotaknya yang utama hanya urusan dunia bukan urusan akherat ( krn lebih susah menjalankannya kali ya...)

    BalasHapus