CARA MEMAHAMI PUISI "AH, ARE YOU DIGGING ON MY GRAVE?". Puisi
ini hasil karya Thomas Hardy. Dengan membaca puisi ini kita akan dapat
mendengarkan suara orang yang telah meninggal dunia. Jadi inilah suara dari
alam kubur yang dapat kita dengar. Ingin membaca dan mendengarkan? Terus saja
membaca artikel ini
Inilah puisi selengkapnya
Ah, Are You Digging On My Grave?
Top of Form
"Ah, are you digging on my
grave, My loved one? -- planting rue?" -- "No: yesterday he went to wed One of the brightest wealth has bred. 'It cannot hurt her now,' he said, 'That I should not be true.'" "Then who is digging on my grave, My nearest dearest kin?" -- "Ah, no: they sit and think, 'What use! What good will planting flowers produce? No tendance of her mound can loose Her spirit from Death's gin.'" "But someone digs upon my grave? My enemy? -- prodding sly?" -- "Nay: when she heard you had passed the Gate That shuts on all flesh soon or late, She thought you no more worth her hate, And cares not where you lie. "Then, who is digging on my grave? Say -- since I have not guessed!" -- "O it is I, my mistress dear, Your little dog , who still lives near, And much I hope my movements here Have not disturbed your rest?" "Ah yes! You dig upon my grave... Why flashed it not to me That one true heart was left behind! What feeling do we ever find To equal among human kind A dog's fidelity!" "Mistress, I dug upon your grave To bury a bone, in case I should be hungry near this spot When passing on my daily trot. I am sorry, but I quite forgot It was your resting place."
Thomas
Hardy
Inilah bentuk prosanya
dan marilah kita dengarkan suara dari alam kubur!
Bait 1
Setelah beberapa hari
dikuburkan maka mayat itu kedatangan tamu yang tidak diundang. Si tamu
menggaruk-garuk pusara yang masih berwarna merah seperti hendak membongkar
kubur. Mayat dari dalam kubur terperanjat dari tidurnya lalu mencoba bertanya
kepada tamunya. “Siapakah yang menggali
kuburku? Apakah Engkau kekasihku, datang ke mari untuk menanam bunga kamboja
sebagai rasa penghormatan terhadap si mati?” Si tamu menjawab: “Bukan!”
Kemudian si tamu menambahkan bahwa kekasihnya sekarang sedang menuju ke
pelaminan dengan salah satu orang terkaya di desanya. “Kekasihmu sekarang
(setelah engkau meninggal) mengatakan bahwa tidak apa-apa baginya untuk kawin
lagi sekarang toh tidak akan menyakitimu lagi apabila ditinggal kawin lagi. Ma’af,
sebetulnya aku harus berbohong denganmu dalam masalah ini”, tambah si tamu
Bait 2
Si mayat kemudian
bertanya:”Kalau begitu, siapa yang
menggali kuburanku ini? Apakah keluarga dekatku?” Si tamu menjawab:”Oh,
bukan” Kemudian si tamu menambahkan bahwa mereka (keluarga yang ditinggalkan)
pada duduk-duduk sambil berpikir. Apa yang ada dalam pikiran mereka adalah
bahwa tidak ada gunanya menanam pohon kamboja. Pohon itu akan menghasilkan
bunga macam apa? Dilihat dari gundukan tanah merah yang ada, maka tidak ada
tanda-tanda yang menyatakan bahwa penanaman pohon di kuburan akan melepaskan
nyawa si mayat dari jeratan maut
Bait 3
Setelah mendengar
penjelasan si tamu, maka si mayat mulai agak bingung lalu dia berkata agak
marah:”Tapi, betul-betul ada seseorang
yang sedang menggali kuburanku. Apakah musuhku? Kau datang dengan licik,
beraninya hanya karena aku sudah mati?” Si tamu menjawab:”Oh, bukan”.
Kemudian si tamu menambahkan bahwa ketika dia (musuhmu) mendengar khabar akan
kematianmu yang akan lambat laun menghancurkan seluruh tulang belulangmu, dia
berpikir bahwa kamu tidak lagi merupakan penyebab kemarahannya dan dia tidak
peduli di mana kamu dikuburkan
Bait 4
Mendengar penjelasan
dari si tamu, maka si mayat mulai gusar. Dia kira yang datang adalah kekasihnya
yang pada waktu masih hidup bersama, katanya sehidup semati, tetapi ternyata
yang datang bukan kekasihnya. Lalu dia berpikir bahwa yang datang adalah kaum
kerabatnya yang pada waktu hidup mereka sangat menyayangi karena masih ada
hubungn darah, ternyata bukan. Dalam kegalauannya dia berpikir bahwa yang datang
itu adalah musuhnya, yang akan memeranginya dan dia tentu kalah karena
ketidakberdayaannya di alam kubur, ternyata yang datang juga bukan musuhnya.
Lalu dia berkata:” Okeylah kalau begitu,
siapa yang sedang menggali kuburanku, mengaku saja karena aku sudah tidak mampu
lagi menebaknya.” Si tamu lalu menjawab:” Ini aku tuanku, anjing kecilmu
yang masih hidup di sekitar sini, dan aku sangat berharap kepergianku ke sini
tidak mengganggu istirahatmu.”
Bait 5
Mendengar penjelasan
tamunya (anjing kecil), si mayat mulai lega hatinya. Dia tidak mengira bahwa
yang datang (memberi penghormatan pada si mati) malah hanya seekor anjing
piaraannya, bukan manusia yang diharapkan akan memperhatikannya walaupun sudah
meninggal, e..ee.. malah hanya seekor anjing yang masih hidup yang semasa
hidupnya telah saling tolong menolong bagaikan manusia. Si mayat berpikir bahwa
betapa setianya anjing kecil ini, melebihi kesetiaan manusia (kekasih, kerabat,
dan bahkan musuh).
Bait 6
Si tamu (anjing
kecilnya) lalu berkata:”Tuanku, aku
menggali kuburmu untuk mengubur sepotong tulang, kalau-kalau saya lapar pas
kebetulan lewat tempat ini pada saat saya jalan-jalan pagi hari, Sekali lagi ma’af
Tuanku, saya lupa kalau ini adalah kuburan Tuanku tempat Tuanku istirahat”.
NB: Setelah tahu bahwa bukan manusia yang
menggali kubur, si mayat memuji bahwa ternyata hewan lebih setia dari pada
manusia, tetapi kenyataanya anjing tadi bukan karena kesetiaan, tetapi seperti
layaknya anjing yang lain yaitu menyimpan makanan jika nanti terasa lapar,
kebetulan tempatnya adalah di kuburan tuannya, yang kebetulan dia juga lupa
akan hal itu.
Semoga bermanfaat
TERIMA KASIH
Klik bawah ini, jika anda menyukai tulisan ini. Kembaki ke MENU klik di bawah SUKA
ya makanya orang kalau sdh mmati alias tdk bernyawa itu nggak ada yang bisa diharap dari keduniawiannya ..... padahal swktu hidup nyawanya dipertaruhkan untuk mnendpatkannya ironis kan....? yang selalu setia menemani kita sampai mati hanyalah amal kita....ibadah kita....Kenapa kita tidak mati2an untuk mendapatkannya ? ironis memang.....yaaah itulah manusia...diotaknya yang utama hanya urusan dunia bukan urusan akherat ( krn lebih susah menjalankannya kali ya...)
Waaaah bloge makin meriah aja....selamat yoooo wis tambah pinter...
BalasHapusYo i, kutunggu kement lainnya
Hapusya makanya orang kalau sdh mmati alias tdk bernyawa itu nggak ada yang bisa diharap dari keduniawiannya ..... padahal swktu hidup nyawanya dipertaruhkan untuk mnendpatkannya ironis kan....? yang selalu setia menemani kita sampai mati hanyalah amal kita....ibadah kita....Kenapa kita tidak mati2an untuk mendapatkannya ? ironis memang.....yaaah itulah manusia...diotaknya yang utama hanya urusan dunia bukan urusan akherat ( krn lebih susah menjalankannya kali ya...)
BalasHapus