Minggu, 27 Januari 2013

Cara memahami puisi "AKU" Chairil Anwar



Oleh: JOKO SUKOCO

BOLEH DI KLIK


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiUfqr_H8Lhg1iF1-yTQG0lPT4aLwNc0-hRo0pWHMVuB2_jR8FOOl9wzYcjj-0AEbpwPARCCcnnfdbRbOLXrpRwBSaX2olwNuQDgL3M1kSL2Uqs-oRN1xCbb0gnTaGZmr-ou5ZoPhNabpWv/s1600/iChairil+Anwar.jpeg
Cara memahami puisi “AKU” karya Chairil Anwar sama dengan cara-cara memahami puisi yang lain. Agar lebih memahami maka kita harus mempersiapkan diri dengan cara set back atau kembali ke tahun 1943 karena puisi ini ditulis tahun itu yaitu saat Indonesia belum merdeka. Berikut adalah puisi selengkapnya.


Aku
Chairil Anwar

Kalau sampai waktuku
'Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau

Tak perlu sedu sedan itu

Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang

Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang

Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri

Dan aku akan lebih tidak perduli

Aku mau hidup seribu tahun lagi


Maret 1943





Inilah pemahaman AKU Khairil Anwar

Melihat judulnya (AKU) kita harus mulai bertanya-tanya, siapakah yang dimaksud “AKU” dalam puisi ini. Dalam pembahasan ini akan kita lihat tiga (3) buah penafsiran sekaligus. Penafsiran itu yaitu a) AKU sebagai penulis (Chairil Anwar), b) AKU sebagai pembaca, dan c) AKU sebagai bangsa Indonesia. Klik masing-masing penafsiran dan baca penjelasannya di sini.

Klik TOMBOL , lalu baca penjelasan di atas!

Klik TOMBOL, lalu baca penjelasan di atas!

Klik TOMBOL, lalu baca penjelasan di atas!

Tekan tombol ini untuk mengakhiri!


Semoga bermanfaat


TERIMA KASIH


Klik bawah ini, jika anda menyukai tulisan ini. Kembaki ke MENU klik di bawah SUKA

---BERANDA---SENI---SCIENCE---AGAMA---FILSAFAT---CARA2---GAMBAR POUR NOW---HERBAL KOCOK

Tulisan Terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar