Rabu, 20 Maret 2013

Cara aman bergaul di masyarakat



Oleh: JOKO SUKOCO

BOLEH DI KLIK

http://1.bp.blogspot.com/-pMeQ5Vhz2-U/UUmOX7Gi5PI/AAAAAAAAAqc/WbNg7uuXMtM/s1600/komunikasi.jpg
CARA AMAN BERGAUL DI MASYARAKAT. Falsafah Jawa mengisyaratkan kepada kita bahwa kalau kita ingin agar pergaulan kita di dalam masyarakat menjadi aman, maka kita harus mampu melaksanakan apa yang disebut dengan manjing ajur ajer (Jw). Falsafah ini mengandung maksud bahwa kita harus bisa berbaur dalam masyarakat. Bagaimana implikasinya? Baca selanjutnya


Sebagian besar inti pergaulan kita di dalam masyarakat kita laksanakan dengan cara berkomunikasi satu dengan yang lain. Ada beberapa hal yang berkaitan dengan komunikasi antara lain: (1) komunikator (sender) adalah orang yang yang mempunyai maksud berkomunikasi dengan orang lain, dia mengirimkan suatu pesan kepada orang yang dimaksud. Pesan yang disampaikan itu bisa berupa informasi dalam bentuk bahasa ataupun lewat simbol-simbol yang bisa dimengerti kedua pihak. (2) Pesan (message) adalah sesuatu yang disampaikan atau dibawa melalui suatu media atau saluran baik secara langsung maupun tidak langsung. Contoh dengan telepon, surat, e-mail, atau media lainnya. (3) Komunikan (receiver) yaitu orang yang menerima pesan yang disampaikan dan menterjemahkan isi pesan yang diterimanya ke dalam bahasa yang dimengerti oleh komunikan itu sendiri. Komunikan (receiver) memberikan umpan balik (feedback) atau tanggapan atas pesan yang dikirimkan kepadanya, apakah dia mengerti atau memahami pesan yang dimaksud oleh si pengirim. 

Dalam pembahasan ini, kita bertindak selaku komunikator (sender), dan bagaimana cara yang aman yang harus kita lakukan agar proses pergaulan kita menjadi lebih baik. Sebagai komunikator, kita harus menggunakan falsafah Jawa yang berbunyi : pahit madu. Maksud falsafah ini adalah bahwa apa (segala sesuatu) yang kita komunikasikan – tadi diistilahkan sebagai message- haruslah memiliki rasa yang menyenangkan bagi komunikan. Rasa yang menyenangkan itu digambarkan sebagai rasa yang pahit (bitter) namun pahitnya adalah sepahit madu. Kita tahu bahwa madu rasanya manis. Jadi, sepahit apapun yang kita ucapkan, haruslah memiliki rasa seperti rasanya madu.


Inilah penerapan dalam pergaulan

Setelah message yang kita sampaikan sudah memiliki rasa seperti madu, kita harus menerapkannya sesuai dengan falsafah jawa yang lain. Falsafah yang berkaitan dengan hal ini adalah kita harus memperhatikan: papan, empan, dan adhepan. Klik tombol ketiga falsafah itu, kemudian baca penjelasannya di sini juga.

Klik tombol PAPAN,lalu baca penjelasan di atas!

Klik tombol EMPAN,lalu baca penjelasan di atas!

Klik tombol ADHEPAN,lalu baca penjelasan di atas!

Tekan tombol ini untuk mengakhiri!



Semoga bermanfaat


TERIMA KASIH




Klik bawah ini, jika anda menyukai tulisan ini. Kembaki ke MENU klik di bawah SUKA

---BERANDA---SENI---SCIENCE---AGAMA---FILSAFAT---CARA2---GAMBAR POUR NOW---HERBAL KOCOK

Tulisan Terkait:

2 komentar:

  1. nah besok tinggal posting cara berkomunikasi dengan orang yang adigang dan adigung....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Berarti adhepannya orang yng adigang dan adigung, wahnperlu ilmu tersendiri itu, nanti dicari dulu ya

      Hapus