Oleh: JOKO SUKOCO |
CARA AMAN BERGAUL DI MASYARAKAT. Falsafah Jawa
mengisyaratkan kepada kita bahwa kalau kita ingin agar pergaulan kita di dalam
masyarakat menjadi aman, maka kita harus mampu melaksanakan apa yang disebut
dengan manjing ajur ajer (Jw).
Falsafah ini mengandung maksud bahwa kita harus bisa berbaur dalam masyarakat.
Bagaimana implikasinya? Baca selanjutnya
Sebagian besar inti
pergaulan kita di dalam masyarakat kita laksanakan dengan cara berkomunikasi
satu dengan yang lain. Ada beberapa hal yang berkaitan dengan komunikasi antara
lain: (1) komunikator (sender) adalah
orang yang yang mempunyai maksud berkomunikasi dengan orang lain, dia mengirimkan
suatu pesan kepada orang yang dimaksud. Pesan yang disampaikan itu bisa berupa
informasi dalam bentuk bahasa ataupun lewat simbol-simbol yang bisa dimengerti
kedua pihak. (2) Pesan (message) adalah
sesuatu yang disampaikan atau dibawa melalui suatu media atau saluran baik
secara langsung maupun tidak langsung. Contoh dengan telepon, surat, e-mail,
atau media lainnya. (3) Komunikan (receiver)
yaitu orang yang menerima pesan yang disampaikan dan menterjemahkan isi pesan
yang diterimanya ke dalam bahasa yang dimengerti oleh komunikan itu sendiri. Komunikan
(receiver) memberikan umpan balik (feedback) atau tanggapan atas pesan yang
dikirimkan kepadanya, apakah dia mengerti atau memahami pesan yang dimaksud
oleh si pengirim.
Dalam pembahasan ini,
kita bertindak selaku komunikator (sender),
dan bagaimana cara yang aman yang harus kita lakukan agar proses pergaulan kita
menjadi lebih baik. Sebagai komunikator, kita harus menggunakan falsafah Jawa
yang berbunyi : pahit madu. Maksud
falsafah ini adalah bahwa apa (segala sesuatu) yang kita komunikasikan – tadi
diistilahkan sebagai message-
haruslah memiliki rasa yang menyenangkan bagi komunikan. Rasa yang menyenangkan
itu digambarkan sebagai rasa yang pahit (bitter)
namun pahitnya adalah sepahit madu. Kita tahu bahwa madu rasanya manis. Jadi,
sepahit apapun yang kita ucapkan, haruslah memiliki rasa seperti rasanya madu.
Inilah penerapan dalam pergaulan
Setelah message yang kita sampaikan sudah memiliki rasa seperti madu, kita harus menerapkannya sesuai dengan falsafah jawa yang lain. Falsafah yang berkaitan dengan hal ini adalah kita harus memperhatikan: papan, empan, dan adhepan. Klik tombol ketiga falsafah itu, kemudian baca penjelasannya di sini juga.
Klik tombol PAPAN,lalu baca penjelasan di atas!
Setelah message yang kita sampaikan sudah memiliki rasa seperti madu, kita harus menerapkannya sesuai dengan falsafah jawa yang lain. Falsafah yang berkaitan dengan hal ini adalah kita harus memperhatikan: papan, empan, dan adhepan. Klik tombol ketiga falsafah itu, kemudian baca penjelasannya di sini juga.
Klik tombol EMPAN,lalu baca penjelasan di atas!
Klik tombol ADHEPAN,lalu baca penjelasan di atas!
Tekan tombol ini untuk mengakhiri!
Semoga bermanfaat
Klik bawah ini, jika anda menyukai tulisan ini. Kembaki ke MENU klik di bawah SUKA
nah besok tinggal posting cara berkomunikasi dengan orang yang adigang dan adigung....
BalasHapusBerarti adhepannya orang yng adigang dan adigung, wahnperlu ilmu tersendiri itu, nanti dicari dulu ya
Hapus