Minggu, 19 Mei 2013

Cara memahami “anak” menurut Khalil Gibran

Oleh: JOKO SUKOCO

BOLEH DI KLIK

http://2.bp.blogspot.com/-1-_xc0hr6Zc/UZi3ud0HU8I/AAAAAAAAA3w/zqlOizPi5_U/s1600/khalil+gibran.jpeg
CARA MEMAHAMI ANAK MENURUT KHALIL GIBRAN. Kondisi manusia berbeda-beda. Ada sebagian yang tidak memiliki anak, ada sebagian yang memiliki tetapi jumlahnya sedikit. Ada juga sebagian yang memiliki banyak anak. Bagi sebagian orang, anak merupakan kebanggaan hidup. Oleh karena itu- apapun keadaan kita - kita harus mengetahui pendapat Khalil Gibran tentang “anak”. Bagaimana pendapatnya. Baca terus!



Sebelum membaca pendapat Khalil Gibran, kita mengenal dulu pendapat umum tentang anak.  Pendapat umum mengatakan bahwa anak adalah duplikat kita, keturunan kita, hasil upaya kita, sehingga mereka (anak-anak) harus sesuai dengan kehendak kita, patuh dan tunduk kepada kita, mengabdi pada kita, karena seluruh biaya untuk menjadikan mereka tumbuh menjadi orang dewasa, semuanya kita yang menanggung dan mengusahakannya.

Anda – para sidang pembaca- mungkin ada yang tidak sependapat dengan pendapat yang ada dalam paragraph di atas, baik sebagian maupun seluruhnya. Apapun pendapat Anda, lebih baik kita mengetahui pendapat Khalil Gibran tentang “anak”.



Inilah pendapat Khalil Gibran tentang anak

Dalam bukunya yang berjudul 'The Prophet' (Sang Nabi) dituliskan bahwa ada seorang wanita yang sedang menggendong seorang bayi lalu meminta agar ada pencerahan tentang 'anak'. Pidatonya tentang 'anak' dapat disimpulkan menjadi 4 (empat) bagian. Mereka dapat dilihat dalam penjelasan berikut ini.


Klik pendapat 1,lalu baca penjelasan di atas!

Klik pendapat 2,lalu baca penjelasan di atas!

Klik pendapat 3,lalu baca penjelasan di atas!

Klik pendapat 4,lalu baca penjelasan di atas!

Tekan tombol ini untuk mengakhiri!




Semoga bermanfaat

TERIMA KASIH



Klik bawah ini, jika anda menyukai tulisan ini. Kembaki ke MENU klik di bawah SUKA

---BERANDA---SENI---SCIENCE---AGAMA---FILSAFAT---CARA2---GAMBAR POUR NOW---HERBAL KOCOK

Tulisan Terkait:

1 komentar:

  1. ya benar ..kita sebagai ortu hanyalah merupakan alat bantu bagi anak2 kita dan sebagai kompas penunjuk jalan, yng setia mendampingi selamanya dan sigap bila dlm keadaan darurat

    BalasHapus