BOLEH DI KLIK
Cara memahami puisi "MEETING AT NIGHT" sangatlah mudah. Puisi ini adalah buah karya Robert Browning, termasuk puisi romantis yang disampaikan dengan bahasa yang halus (tidak vulgar). Berikut adalah puisi selengkapnya:
Meeting at Night
The gray sea and the long black land;
And the yellow half-moon large and low:
And the startled little waves that leap
In fiery ringlets from their sleep,
As I gain the cove with pushing prow,
And quench its speed i’ the slushy sand.
Then a mile of warm sea-scented beach;
Three fields to cross till a farm appears;
A tap at the pane, the quick sharp scratch
And blue spurt of a lighted match,
And a voice less loud, through joys and fears,
Than the two hearts beating each to each!
Untuk memahami puisi di atas kita harus memulainya dari judul. Puisi di atas berjudul MEETING AT NIGHT yang berarti PERTEMUAN DI MALAM HARI. Hal ini menuntun kita agar mempersiapkan diri pada pengalaman kita masing-masing pada saat kita berada di malam hari. Apa saja yang biasa kita dengar, kita lihat, dan kita rasakan jika kita berada di malam hari. Kata "pertemuan" berarti kita harus curiga sebelum dan pada saat membaca puisi ini, siapa yang mengadakan pertemuan, di mana, dengan tujuan apa mereka bertemu.
Setelah persiapan diri terhadap judul, barulah kita membaca dan mencoba memahami baris demi baris kemudian kata demi kata kita kaitkan dengan judul puisi. Puisi ini terdiri dari dua bait sehingga kita harus mempersiapkan diri bahwa akan ada dua ide utama yang disajikan oleh Robert Browning berkaitan dengan judul yang ia berikan. Masing - masing bait terdiri dari 6 (enam) baris kalimat. Masing - masing baris berhubungan satu sama lain baik dalam makna, sajak, maupun irama.
Kita mulai dari baris pertama yang berbunyi:" The grey sea and the long black land; ", yang artinya "Laut abu-abu dan tanah hitam panjang;". Warna laut biasanya adalah biru tetapi oleh Robert Browning digambarkan pada waktu itu laut berwarna abu-abu berarti bukan di siang hari tetapi di malam hari dan berwarna abu-abu berarti ada cahaya yang meneranginya, jelas bukan matahari. Tanah biasanya berwarna coklat, tetapi digambarkan saat itu berwarna hitam dan dimana-mana hitam (kata "panjang") mengisyaratkan akan hal itu. Dari baris ini kita dapat menikmati lukisan Robert Browning tentang keadaan malam hari melalui indera mata bahwa daratan kemana-mana berwarna gelap sedangkan lautan berwarna abu-abu karena pantulan cahaya, Kita dapat mengambil kesimpulan bahwa posisi kita sedang berada di tepi pantai karena dapat melihat daratan sekaligus lautan dan waktunya adalah malam hari.
Kita lanjutkan dengan baris kedua yang berbunyi: "And the yellow half-moon large and low:", yang berarti "Dan bulan setengah kuning besar dan rendah:". Ternyata cahaya yang menerangi lautan pada waktu itu adalah cahaya rembulan. Pada waktu itu bukan bulan purnama karena penampakan bulan hanya setengah dan berwarna kuning. Posisi bulan hampir mendekati horizon (rendah) dan besar yang menunjukkan bahwa saat itu sudah hampir fajar, tidak lagi tengah malam, keadaan sunyi.
Baris ketiga berbunyi: " And the startled little waves that leap " yang berarti "Dan ombak-ombak kecil yang mengejutkan yang melompat". Keadaan air laut yang tenang, tahu-tahu dikejutkan oleh adanya sesuatu yaitu muncullah ombak-ombak kecil yang kejar mengejar. Kita bayangkan jika kita berada di dekat air kolam yang tenang airnya lalu kita melempar batu ke dalam air tersebut maka akan muncul gelombang kecil makin lama makin melebar yang bersumber dari tempat jatuhnya batu yang kita jatuhkan. Dengan demikian keadaan yang tenang itu lalu berubah menjadi agak berisik karena datangnya sesuatu dari arah laut menuju pantai.
Baris selanjutnya berbunyi: "In fiery ringlets from their sleep, " yang berarti " Dalam cincin-cincin kecil yang berkilauan dari tidurnya,".Gelombang itu bukan gelombang besar tetapi kecil yang bentuknya seperti cincin melingkar-lingkar dan bergerak dari keadaan diamnya (tidur). Dengan demikian kita ketahui bahwa sesuatu yang datang dari arah laut itu memiliki ukuran yang tidak besar (kecil), ini terbukti dari gelombang yang ditimbulkannya tidak begitu besar, hanya berupa lingkaran-lingkaran kecil. Kita dapat memperkirakan bahwa yang datang mungkin hanya sebuah sampan atau biduk yang kecil.
Baris kelima berbunyi: "As I gain the cove with pushing prow, " yang berarti " Ketika Saya mencapai teluk dengan mendorong haluan,". Yang datang ternyata bukan kapal besar tetapi sampan kecil yang dinahkodai oleh Saya dan sementara belum diketahui apakah berpenumpang atau tidak. Kita perlu curiga siapakah Saya ini (yang ada dalam puisi ini). Apakah Saya ini adalah penulis puisi (Robert Browning), atau pembaca (berarti kita-kita) atau orang ketiga (berarti Robert Browning menceriterakan orang lain). Sesampainya di teluk, si Saya ini dengan susah payah mendarat ke pantai terbukti dengan usahanya mendorong haluan kapal agar dapat mencapai daratan.
Baris terakhir bait pertama berbunyi: " And quench its speed i' the slushy sand." yang berarti "Dan memadamkan (mematikan) kecepatannya (rakit/biduk) di lumpur yang berair ("jemek": Bahasa Jawa)". Pada baris sebelumnya, si Saya dalam puisi ini mendorong rakit/biduknya dengan susah payah ke teluk dan pada baris ini dijelaskan tentang keadaan teluk yang kurang mulus, karena pantainya terdiri dari pantai pasir yang berlumpur dan lumpurnya mengandung air sehingga menghentikan (mengerem) laju biduk yang didorong,
Sebelum memasuki bait kedua, kita nikmati dulu sisi lain dari puisi ini. Bila kita lihat rimanya maka puisi ini memiliki sajak "abccba". hal ini bisa kita lihat pada kata-kata akhir tiap-tiap baris.
--------------------------------------------land; a
--------------------------------------- low: b
------------------------------------ leap c
----------------------------------- sleep, c
-------------------------------------- prow, b
-------------------------------------------sand. a
Hal lain yang dapat kita ketahui dari puisi ini adalah bahwa walaupun ini termasuk karya puisi namun penulis tidak meninggalkan kaidah tata tulis yang baik dalam puisinya. Kita perhatikan bait pertama berakhir dengan tanda (;). Hal ini menunjukkan bahwa baris ke dua masih satu ide dengan baris pertama baik dari isi maupun cara membacanya. Baris ke dua berakhir dengan tanda (:) yang berarti bahwa baris-baris selanjutnya merupakan pemerian dari sesuatu yang sedang disampaikan. Baris ke tiga berakhir tanpa tanda baca apapun hal ini memberi ruang gerak pada para pembaca puisi ini untuk mengambil napas pada saat pembacaan puisi di atas pentas agar tidak kehabisan napas. Baris ke empat dan kelima berakhir dengan tanda baca (,) yang berarti jeda baris ke enam diakhiri dengan tanda (.) yang merupakan akhir dari bait tersebut.
Kesimpulan dari bait pertama adalah bahwa ada seseorang bernama Saya sedang mendarat dengan susah payah di sebuah teluk dengan mengendarai sebuah sampan/biduk sendirian di malam hari menjelang fajar.
Setelah persiapan diri terhadap judul, barulah kita membaca dan mencoba memahami baris demi baris kemudian kata demi kata kita kaitkan dengan judul puisi. Puisi ini terdiri dari dua bait sehingga kita harus mempersiapkan diri bahwa akan ada dua ide utama yang disajikan oleh Robert Browning berkaitan dengan judul yang ia berikan. Masing - masing bait terdiri dari 6 (enam) baris kalimat. Masing - masing baris berhubungan satu sama lain baik dalam makna, sajak, maupun irama.
Kita mulai dari baris pertama yang berbunyi:" The grey sea and the long black land; ", yang artinya "Laut abu-abu dan tanah hitam panjang;". Warna laut biasanya adalah biru tetapi oleh Robert Browning digambarkan pada waktu itu laut berwarna abu-abu berarti bukan di siang hari tetapi di malam hari dan berwarna abu-abu berarti ada cahaya yang meneranginya, jelas bukan matahari. Tanah biasanya berwarna coklat, tetapi digambarkan saat itu berwarna hitam dan dimana-mana hitam (kata "panjang") mengisyaratkan akan hal itu. Dari baris ini kita dapat menikmati lukisan Robert Browning tentang keadaan malam hari melalui indera mata bahwa daratan kemana-mana berwarna gelap sedangkan lautan berwarna abu-abu karena pantulan cahaya, Kita dapat mengambil kesimpulan bahwa posisi kita sedang berada di tepi pantai karena dapat melihat daratan sekaligus lautan dan waktunya adalah malam hari.
Kita lanjutkan dengan baris kedua yang berbunyi: "And the yellow half-moon large and low:", yang berarti "Dan bulan setengah kuning besar dan rendah:". Ternyata cahaya yang menerangi lautan pada waktu itu adalah cahaya rembulan. Pada waktu itu bukan bulan purnama karena penampakan bulan hanya setengah dan berwarna kuning. Posisi bulan hampir mendekati horizon (rendah) dan besar yang menunjukkan bahwa saat itu sudah hampir fajar, tidak lagi tengah malam, keadaan sunyi.
Baris ketiga berbunyi: " And the startled little waves that leap " yang berarti "Dan ombak-ombak kecil yang mengejutkan yang melompat". Keadaan air laut yang tenang, tahu-tahu dikejutkan oleh adanya sesuatu yaitu muncullah ombak-ombak kecil yang kejar mengejar. Kita bayangkan jika kita berada di dekat air kolam yang tenang airnya lalu kita melempar batu ke dalam air tersebut maka akan muncul gelombang kecil makin lama makin melebar yang bersumber dari tempat jatuhnya batu yang kita jatuhkan. Dengan demikian keadaan yang tenang itu lalu berubah menjadi agak berisik karena datangnya sesuatu dari arah laut menuju pantai.
Baris selanjutnya berbunyi: "In fiery ringlets from their sleep, " yang berarti " Dalam cincin-cincin kecil yang berkilauan dari tidurnya,".Gelombang itu bukan gelombang besar tetapi kecil yang bentuknya seperti cincin melingkar-lingkar dan bergerak dari keadaan diamnya (tidur). Dengan demikian kita ketahui bahwa sesuatu yang datang dari arah laut itu memiliki ukuran yang tidak besar (kecil), ini terbukti dari gelombang yang ditimbulkannya tidak begitu besar, hanya berupa lingkaran-lingkaran kecil. Kita dapat memperkirakan bahwa yang datang mungkin hanya sebuah sampan atau biduk yang kecil.
Baris kelima berbunyi: "As I gain the cove with pushing prow, " yang berarti " Ketika Saya mencapai teluk dengan mendorong haluan,". Yang datang ternyata bukan kapal besar tetapi sampan kecil yang dinahkodai oleh Saya dan sementara belum diketahui apakah berpenumpang atau tidak. Kita perlu curiga siapakah Saya ini (yang ada dalam puisi ini). Apakah Saya ini adalah penulis puisi (Robert Browning), atau pembaca (berarti kita-kita) atau orang ketiga (berarti Robert Browning menceriterakan orang lain). Sesampainya di teluk, si Saya ini dengan susah payah mendarat ke pantai terbukti dengan usahanya mendorong haluan kapal agar dapat mencapai daratan.
Baris terakhir bait pertama berbunyi: " And quench its speed i' the slushy sand." yang berarti "Dan memadamkan (mematikan) kecepatannya (rakit/biduk) di lumpur yang berair ("jemek": Bahasa Jawa)". Pada baris sebelumnya, si Saya dalam puisi ini mendorong rakit/biduknya dengan susah payah ke teluk dan pada baris ini dijelaskan tentang keadaan teluk yang kurang mulus, karena pantainya terdiri dari pantai pasir yang berlumpur dan lumpurnya mengandung air sehingga menghentikan (mengerem) laju biduk yang didorong,
Sebelum memasuki bait kedua, kita nikmati dulu sisi lain dari puisi ini. Bila kita lihat rimanya maka puisi ini memiliki sajak "abccba". hal ini bisa kita lihat pada kata-kata akhir tiap-tiap baris.
--------------------------------------------land; a
--------------------------------------- low: b
------------------------------------ leap c
----------------------------------- sleep, c
-------------------------------------- prow, b
-------------------------------------------sand. a
Hal lain yang dapat kita ketahui dari puisi ini adalah bahwa walaupun ini termasuk karya puisi namun penulis tidak meninggalkan kaidah tata tulis yang baik dalam puisinya. Kita perhatikan bait pertama berakhir dengan tanda (;). Hal ini menunjukkan bahwa baris ke dua masih satu ide dengan baris pertama baik dari isi maupun cara membacanya. Baris ke dua berakhir dengan tanda (:) yang berarti bahwa baris-baris selanjutnya merupakan pemerian dari sesuatu yang sedang disampaikan. Baris ke tiga berakhir tanpa tanda baca apapun hal ini memberi ruang gerak pada para pembaca puisi ini untuk mengambil napas pada saat pembacaan puisi di atas pentas agar tidak kehabisan napas. Baris ke empat dan kelima berakhir dengan tanda baca (,) yang berarti jeda baris ke enam diakhiri dengan tanda (.) yang merupakan akhir dari bait tersebut.
Kesimpulan dari bait pertama adalah bahwa ada seseorang bernama Saya sedang mendarat dengan susah payah di sebuah teluk dengan mengendarai sebuah sampan/biduk sendirian di malam hari menjelang fajar.
Kita masuki bait kedua. Baris pertama dari bait ini berbunyi: " Then a mile of warm sea scented beach;" yang berarti " Kemudian satu mile dari pantai yang beraroma laut dan hangat;". Dari baris ini kita mengetahui bahwa jerih payah yang dilakukan oleh si Saya masih berkelanjutan yaitu masih harus berjalan di pantai pasir yang berbau laut dan hangat. Di jalan aspal yang halus saja, kalau kita hanya berjalan kaki maka kita akan cepat capek apalagi di jalan yang berpasir dengan aroma khas laut yang menyengat serta pasir yang masih hangat dengan jarak tempuh satu (1) mile. Kita bayangkan betapa payahnya si Saya ini.
Baris ke dua berbunyi:" Three fields to cross till a farm appear;" yang berarti " Tiga lapangan untuk diseberangi hingga nampak sebuah ladang;". Setelah satu mile berjalan di atas pantai pasir masih harus melanjutkan perjalanan menyeberangi tiga tanah lapang barulah sampai pada tujuan perjalanannya yaitu sebuah ladang. Sebuah ladang tentu saja ada pemiliknya dan tentu ada tempat/bangunan yang ditempati oleh pemiliknya.
Baris ke tiga berbunyi:" A tap at the pane, the quick sharp scratch" yang berarti " sebuah ketukan pada kaca jendela, garukan tajam dan cepat". Sesampainya di tempat tujuan, si Saya lalu mengetuk pada kaca jendela, bukan pada pintu. Ini menunjukkan bahwa si Saya bukan tamu biasa yang mengetuk pintu dan lewat pintu depan apabila akan mengunjungi rumah seseorang. Jawaban akan ketukan tadi bukan lah ucapan yang biasa digunakan apabila ada seseorang sedang mengetuk pintu, tetapi jawaban yang muncul dari dalam rumah adalah garukan tajam yang cepat. Hal ini adalah peristiwa yang terjadi jika kita menyalakan api dengan menggunakan korek api. Jadi orang yang di dalam rumah sudah tahu siapa yang datang sehingga tidak perlu menanyakan lagi siapa tamu itu tetapi langsung menyalakan korek api.
Baris selanjutnya berbunyi:”And blue
spurt of a lighted match,”
yang berarti “ Dan semburan biru dari korek api kecil;” Akibat dari korek api
yang dinyalakan, maka akan muncul semburan (berupa api) yang berwarna biru.
Untuk lebih jelasnya kita praktekkan saja menyalakan api dari korek api,
suasana seperti itulah yang digambarkan oleh Robert Browning dalam puisi ini.
Baris ke lima berbunyi:” And a voice less
loud; through joys and fears,” yang berarti” dan sebuah suara pelan, melewati
kesenangan dan ketakutan,”. Kemudian dua orang yang saling ketemu itu saling
berbicara dengan suara yang pelan (saling berbisik) dalam kegembiraan dan
ketakutan campur aduk. Mereka gembira karena sudah saling bertemu tetapi juga
khawatir kalo-kalo pertemuan mereka diketahui oleh orang lain.
Baris terakhir berbunyi:” Than the two
hearths beating each to each!” yang berarti” Ketimbang detak jantung mereka
masing-masing!|. Jadi suara mereka begitu lemahnya sehingga lebih lemah
ketimbang suara detak jantung mereka. Detak jantung mereka lebih keras suaranya
("deg-degan” bahasa Jawa) ketimbang bisikan-bisikan yang mereka lakukan.
Kita kembali ke bait pertama. Jika orang
sedang jatuh cinta maka apapun dilakukan untuk menemui sang kekasih. Orang yang
takut keluar rumah di waktu malampun (jirih:bahasa Jawa) akan menjadi manusia
pemberani dan berani berjalan sendirian di malam hari. Orang yang lemah secara
fisikpun akan menjadi kuat dan sehat atau dibuat menjadi kuat untuk menemui
sang kekasih dan apabila ditanya akan mengatakan tidak merasa capek asal untuk
sang kekasih. Dalam puisi ini digambarkan berjalan sendirian di malam hari
melewati medan yang sulit untuk menemui seseorang (kekasih) Pada bait kedua
digambarkan bahwa yang namanya kekasih itu sangat dikenali. Walaupun orangnya
tidak ada (kelihatan) tetapi dengan melihat sepatunya saja, maka dapat dikenali
bahwa sang kekasih ada di dekat sini. Bunyi srandal atau sepatunya saja sampai
hafal (dapat dikenali). Bila sedang jatuh cinta maka sesuatu yang remeh akan
menjadi sesuatu yang sangat berharga. Dalam bahasa Jawa memanggil kekasih itu
biasanya dengan kata MAS, orang Inggris biasanya menggunakan kata HONEY. Ucapan
MAS dalam bahasa Jawa apabila diucapkan oleh sang kekasih akan menjadi sesuatu
yang sangat berharga. Si pendengar bila dia orang yang romantis sifatnya maka
dia mungkin akan berreaksi dengan mengatakan:” Stop jangan diulang lagi, saya
hanya ingin mendengarkan itu dari mulutmu sekali saja dalam hidupku”. Atau mungkin
ada yang berreaksi dengan mengatakan|” Apa , coba ulangi lagi!” sampai
berkali-kali padahal dia tidak tuli maksudnya mendengar dan mengerti apa yang diucapkan
kekasihnya tadi, tetapi diminta mengulangi terus. Bila kita ketemu dengan kekasih rasanya sangat gembira tetapi
juga takut jika pertemuan itu masih back
street .
Puisi ini bercerita tentang CINTA (LOVE) namun tidak ada kata "LOVE" atau sejenisnya dalam kedua baitnya. Hal ini berbeda dengan puisi-puisi yang biasa kita ciptakan manakala kita sedang jatuh cinta. Puisi ciptaan kita akan banyak bertaburan kata-kata seperti: cintaku, sayangku, manisku, dan lain-lain.
Puisi ini bercerita tentang CINTA (LOVE) namun tidak ada kata "LOVE" atau sejenisnya dalam kedua baitnya. Hal ini berbeda dengan puisi-puisi yang biasa kita ciptakan manakala kita sedang jatuh cinta. Puisi ciptaan kita akan banyak bertaburan kata-kata seperti: cintaku, sayangku, manisku, dan lain-lain.
Semoga bermanfaat
TERIMA KASIH
Klik bawah ini, jika anda menyukai tulisan ini. Kembaki ke MENU klik di bawah SUKA
Terima kasih sudah berbagi ilmu ^_^
BalasHapusApa sih makna dari puisi ini
BalasHapus