BOLEH DI KLIK
CARA MEMAHAMI HADIST 3 PERKARA ANAK ADAM. Selama ini, pemahaman Hadist Nabi SAW tentang 3 perkara anak turun Adam selalu lurus saja
dalam arti sama seperti arti harfiahnya. Hadist itu berisi tentang anak Adam akan putus amalnya sesudah kematian
kecuali 3 perkara yaitu amal jariah, ilmu yang bermanfaat, dan anak sholeh yang
mendoakan. Pembahasan berikut mencoba melihatnya dari sisi lain.
Pembahasan Hadist tersebut lebih banyak mengupas
tentang amalan orang yang masih hidup terhadap orang yang telah mati. Sebagian
berpendapat bahwa si mati akan terputus amalnya sedangkan sebagian
berpendapat bahwa amalan orang hidup masih bermanfaat bagi si mati. Dengan
demikian pembahasan justru bertumpu pada amalan dari orang yang masih hidup.
Bahasan berikut memiliki sudut pandang yang berbeda, yaitu dari sisi segmen
audience, pesan, dan kategori keberhasilan
I.
Audience
Hadist ini
ditujukan kepada orang yang masih hidup dengan ketentuan bahwa:
·
Menjalankan syariah agama sesuai jaman
dia masih hidup. Hal ini menunjukkan bahwa walaupun Hadist ini yang
mengeluarkan Nabi Muhammad SAW, keberlakuannya berlaku secara universal. Hal
ini terbukti dengan adanya kalimat “anak turun Adam”. Jadi, ilmu tentang
pengamalan ini berlaku sejak anak-anak Nabi Adam terus generasi selanjutnya
sampai hari kiamat. Ini salah satu bukti bahwa Nabi Muhammad betul-betul
sebagai rohmatan lil alamin.
· Orang dengan ketentuan yang pertama,
masih harus memiliki keyakinan bahwa kehidupan ini akan diakhiri dengan kematian
dan selanjutnya akan dihidupkan kembali. Jadi Hadist ini dikhususkan pada
mereka yang percaya akan datangnya kematian dan juga percaya bahwa sesudah
kematian itu ada kehidupan lagi.
II.
Pesan
Kandungan Hadist ini adalah berupa ajakan untuk melakukan investasi.
Ajakan ini ditujukan kepada manusia pasa saat masih hidup di dunia. Investasi
yang dilakukan pada saat masih hidup, sedangkan hasil investasinya akan diterima
sesudah kematian (kehidupan sesudah kematian). Jenis investasinya ada 3 (tiga)
macam yaitu:
·
Mencari harta dan mengamalkannya di
jalan Alloh
Karena kemurahan Alloh, maka seberapa lemahnya kita, seberapa kecilnya
kita, tetapi kita tetap diberi harta oleh Alloh lewat usaha pencarian yang kita
lakukan. Setelah harta berada di posisi kita, lalu kita akan belanjakan untuk
apa? Untuk diri sendiri, untuk keluarga, untuk masyarakat. Pesan Hadist ini
adalah untuk amal jariah atau dengan bahasa lain adalah dibelanjakan di jalan
Alloh. (hanya orang yang hidup yang mampu melakukan investasi ini, si mati
tidak bisa)
·
Mencari ilmu dan mengajarkannya pada
orang lain.
Ilmu yang dicari dan diajarkan kepada orang lain di sini adalah ilmu
agama, jadi bukan ilmu dunia. Jika berinvestasi ilmu keduniaan maka hasil
investasinya akan diperoleh di dunia berupa kefadholan dan pangkat di dunia.
Tidak harus menjadi seorang mubaleg atau mubalengot. Minimal kita dapat mengaji
dan mengajarkan ilmu agama untuk anak cucu kita (ahli famili). (hanya orang yang hidup yang
mampu melakukan investasi ini, si mati tidak bisa)
·
Anak soleh yang nantinya mau mendo’akan
Sudah menjadi naluri manusia hidup adalah melakukan perkawinan untuk
melangsungkan kehidupan dengan memiliki generasi penerusnya. Generasi penerus
akan merupakan investasi kita di alam selajutnya bila mereka berkategori soleh
dan mau mendo’akan kita. (hanya orang hidup dan memiliki anak yang mampu
melakukan investasi ini, si mati tidak bisa)
III.Kategori
Keberhasilan Investasi
Karena ketiga jenis investasi itu ada dalam satu Hadist, maka merupakan
satu kesatuan yang utuh. Jika dihitung secara matematik maka jumlah
keberhasilan investasi ketinganya adalah 100%. Selanjutnya kita harus membuat
kategori keberhasilan untuk masing-masing jenis investasi dibandingkan dengan
jumlah keseluruhannya (100%).
·
Amal jariah (50 %)
Dibandingkan dengan keseluruhannya, maka jenis investasi amal jariah
memiliki tingkat keberhasilan (50%). Hal ini didasarkan atas sulitnya investasi
ini dilakukan oleh orang yang masih hidup. Secara umum, jumlah harta yang
diinvestasikan di jalan Alloh (beserta hatinya/bukan karena pamer) adalah
sedikit dibandingkan dengan seluruh harta pemberian Alloh padanya. Semakin
sulit sebuah investasi, maka semakin besar hasil yang akan dicapai.
·
Ilmu yang bermanfaat (30%)
Tingkat keberhasilannya hanya 30 % karena mudahnya belajar agama. Hanya
di beberapa daerah di bumi ini yang berkondisi dimana mencari ilmu agama itu
sesuatu yang sulit dilaksanakan. Jadi secara umum, orang gampang dan aman untuk
mencari ilmu agama. Yang agak sulit adalah menjadikannya bermanfaat bagi orang
lain, sehingga orang lain mau mengerjakan amalan-amalan agama yang diajarkan.
Hal ini terjadi karena pengamalan agama seseorang tergantung pada hidayah yang
diberikan oleh Alloh pada orang tadi (bukan akibat kita beri pelajaran terus orang itu mau beramal).
·
Anak soleh (20%)
Tingkat keberhasilannya hanya 20% karena hampir semua orang memiliki
anak. Belum tentu semua anak kita mau mendo’akan kita setelah kita mati.
Kalautoh bukan anak langsung yang kita percayai akan sampainya do’a (misalnya
para santri, anggota masyarakat), tetapi jangka waktu pelaksanaan do’a yang
mereka lakukan hanya sebatas jika mereka masih ingat pada kita. Sesudah mereka
melupakan kita (karena faktor waktu, jelas kita akan terlupakan oleh siapapun) , maka mereka tidak berdo’a lagi untuk kita.
Penutup
Mari kita
melakukan investasi selagi kita masih hidup (tidak terlalu banyak mengharapkan
dari yang masih hidup sesudah kematian kita). Kebanyakan orang melakukan
investasi dengan urutan terbalik dari sisi keberhasilan yaitu sebagian besar
untuk membiayai anak cucu, urutan berikutnya baru mencari ilmu, itu saja
sebagian besar ilmu dunia, dan baru sebagian sedikit untuk amal jariah. Hal ini memang sejalan dengan kodrat manusia
memang dalam keadaan kerugian. Namun ada yang tidak rugi, mudah-mudahan Anda
sidang pembaca, Amin ya Alloh berikan petunjuk pada kami.
Semoga bermanfaat
TERIMA KASIH
.
Anda dapat membaca Hadist 5 DI SINI. Klik saja.Klik bawah ini, jika anda menyukai tulisan ini. Kembaki ke MENU klik di bawah SUKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar