Jumat, 26 April 2013

Cara memahami Hadist 3 perkara anak Adam

Oleh: JOKO SUKOCO

BOLEH DI KLIK




https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRtnqol9ViHK_T6uTirpHdSFRFzeVz-K8ns72wVj1fzSHwZKT0wqfd6jmPE4uxoagdTcI4AjRPGZ7HoffVWSGcHDlrkbUZ8CbkNgauu3_F4Xl0NKCyAwBsb-ut1nK969a1unnZSnCcIcHb/s1600/tiga.jpg
CARA MEMAHAMI HADIST 3 PERKARA ANAK ADAM. Selama ini, pemahaman Hadist Nabi SAW tentang  3 perkara anak turun Adam selalu lurus saja dalam arti sama seperti arti harfiahnya. Hadist itu berisi tentang  anak Adam akan putus amalnya sesudah kematian kecuali 3 perkara yaitu amal jariah, ilmu yang bermanfaat, dan anak sholeh yang mendoakan. Pembahasan berikut mencoba melihatnya dari sisi lain.


Pembahasan Hadist tersebut lebih banyak mengupas tentang amalan orang yang masih hidup terhadap orang yang telah mati. Sebagian berpendapat bahwa si mati akan terputus amalnya sedangkan sebagian berpendapat bahwa amalan orang hidup masih bermanfaat bagi si mati. Dengan demikian pembahasan justru bertumpu pada amalan dari orang yang masih hidup. Bahasan berikut memiliki sudut pandang yang berbeda, yaitu dari sisi segmen audience, pesan, dan kategori keberhasilan

I. Audience
Hadist ini ditujukan kepada orang yang masih hidup dengan ketentuan bahwa:
·  Menjalankan syariah agama sesuai jaman dia masih hidup. Hal ini menunjukkan bahwa walaupun Hadist ini yang mengeluarkan Nabi Muhammad SAW, keberlakuannya berlaku secara universal. Hal ini terbukti dengan adanya kalimat “anak turun Adam”. Jadi, ilmu tentang pengamalan ini berlaku sejak anak-anak Nabi Adam terus generasi selanjutnya sampai hari kiamat. Ini salah satu bukti bahwa Nabi Muhammad betul-betul sebagai rohmatan lil alamin.
· Orang dengan ketentuan yang pertama, masih harus memiliki keyakinan bahwa kehidupan ini akan diakhiri dengan kematian dan selanjutnya akan dihidupkan kembali. Jadi Hadist ini dikhususkan pada mereka yang percaya akan datangnya kematian dan juga percaya bahwa sesudah kematian itu ada kehidupan lagi. 

II. Pesan
Kandungan Hadist ini adalah berupa ajakan untuk melakukan investasi. Ajakan ini ditujukan kepada manusia pasa saat masih hidup di dunia. Investasi yang dilakukan pada saat masih hidup, sedangkan hasil investasinya akan diterima sesudah kematian (kehidupan sesudah kematian). Jenis investasinya ada 3 (tiga) macam yaitu:
·         Mencari harta dan mengamalkannya di jalan Alloh
Karena kemurahan Alloh, maka seberapa lemahnya kita, seberapa kecilnya kita, tetapi kita tetap diberi harta oleh Alloh lewat usaha pencarian yang kita lakukan. Setelah harta berada di posisi kita, lalu kita akan belanjakan untuk apa? Untuk diri sendiri, untuk keluarga, untuk masyarakat. Pesan Hadist ini adalah untuk amal jariah atau dengan bahasa lain adalah dibelanjakan di jalan Alloh. (hanya orang yang hidup yang mampu melakukan investasi ini, si mati tidak bisa)
·         Mencari ilmu dan mengajarkannya pada orang lain.
Ilmu yang dicari dan diajarkan kepada orang lain di sini adalah ilmu agama, jadi bukan ilmu dunia. Jika berinvestasi ilmu keduniaan maka hasil investasinya akan diperoleh di dunia berupa kefadholan dan pangkat di dunia. Tidak harus menjadi seorang mubaleg atau mubalengot. Minimal kita dapat mengaji dan mengajarkan ilmu agama untuk anak cucu kita (ahli famili). (hanya orang yang hidup yang mampu melakukan investasi ini, si mati tidak bisa)
·         Anak soleh yang nantinya mau mendo’akan
Sudah menjadi naluri manusia hidup adalah melakukan perkawinan untuk melangsungkan kehidupan dengan memiliki generasi penerusnya. Generasi penerus akan merupakan investasi kita di alam selajutnya bila mereka berkategori soleh dan mau mendo’akan kita. (hanya orang hidup dan memiliki anak yang mampu melakukan investasi ini, si mati tidak bisa)

III.Kategori Keberhasilan Investasi
Karena ketiga jenis investasi itu ada dalam satu Hadist, maka merupakan satu kesatuan yang utuh. Jika dihitung secara matematik maka jumlah keberhasilan investasi ketinganya adalah 100%. Selanjutnya kita harus membuat kategori keberhasilan untuk masing-masing jenis investasi dibandingkan dengan jumlah keseluruhannya (100%).
·         Amal jariah (50 %)
Dibandingkan dengan keseluruhannya, maka jenis investasi amal jariah memiliki tingkat keberhasilan (50%). Hal ini didasarkan atas sulitnya investasi ini dilakukan oleh orang yang masih hidup. Secara umum, jumlah harta yang diinvestasikan di jalan Alloh (beserta hatinya/bukan karena pamer) adalah sedikit dibandingkan dengan seluruh harta pemberian Alloh padanya. Semakin sulit sebuah investasi, maka semakin besar hasil yang akan dicapai.    
·         Ilmu yang bermanfaat (30%)
Tingkat keberhasilannya hanya 30 % karena mudahnya belajar agama. Hanya di beberapa daerah di bumi ini yang berkondisi dimana mencari ilmu agama itu sesuatu yang sulit dilaksanakan. Jadi secara umum, orang gampang dan aman untuk mencari ilmu agama. Yang agak sulit adalah menjadikannya bermanfaat bagi orang lain, sehingga orang lain mau mengerjakan amalan-amalan agama yang diajarkan. Hal ini terjadi karena pengamalan agama seseorang tergantung pada hidayah yang diberikan oleh Alloh pada orang tadi (bukan akibat kita beri pelajaran terus orang itu mau beramal).  
·         Anak soleh (20%)
Tingkat keberhasilannya hanya 20% karena hampir semua orang memiliki anak. Belum tentu semua anak kita mau mendo’akan kita setelah kita mati. Kalautoh bukan anak langsung yang kita percayai akan sampainya do’a (misalnya para santri, anggota masyarakat), tetapi jangka waktu pelaksanaan do’a yang mereka lakukan hanya sebatas jika mereka masih ingat pada kita. Sesudah mereka melupakan kita (karena faktor waktu, jelas kita akan terlupakan oleh siapapun) , maka mereka tidak berdo’a lagi untuk kita.  
Penutup
Mari kita melakukan investasi selagi kita masih hidup (tidak terlalu banyak mengharapkan dari yang masih hidup sesudah kematian kita). Kebanyakan orang melakukan investasi dengan urutan terbalik dari sisi keberhasilan yaitu sebagian besar untuk membiayai anak cucu, urutan berikutnya baru mencari ilmu, itu saja sebagian besar ilmu dunia, dan baru sebagian sedikit untuk amal jariah.  Hal ini memang sejalan dengan kodrat manusia memang dalam keadaan kerugian. Namun ada yang tidak rugi, mudah-mudahan Anda sidang pembaca, Amin ya Alloh berikan petunjuk pada kami.



Semoga bermanfaat
TERIMA KASIH

.
Anda dapat membaca Hadist 5 DI SINI. Klik saja.



Klik bawah ini, jika anda menyukai tulisan ini. Kembaki ke MENU klik di bawah SUKA

---BERANDA---SENI---SCIENCE---AGAMA---FILSAFAT---CARA2---GAMBAR POUR NOW---HERBAL KOCOK

Tulisan Terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar