Oleh: JOKO SUKOCO |
BOLEH DI KLIK
Cara memahami sebagian
dari An Essay on Criticism karya
Alexander Pope. Judulnya menunjukkan bahwa karya ini adalah esei tetapi
wujudnya adalah puisi yang panjang sekali (ada tiga bagian) dan berisi tentang
kritik. Puisi ini ditulis pada tahun 1709 dan diterbitkan tahun 1711. Ada beberapa barisnya yang menarik untuk kita
ketahui isinya. Mau tahu jawabannya? Baca selanjutmya
Alexander Pope
A
little learning is a dangerous thing;
Pembelajaran yang
sedikit merupakan sesuatu yang berbahaya. Apabila pengetahuan yang kita miliki
terhadap sesuatu dari hasil belajar yang jumlahnya hanya sedikit, akan
merupakan sesuatu yang berbahaya. Pengetahuan yang sedikit tentang sesuatu akan
membahayakan diri kita. Sebagai contoh: kita akan menjadi manusia yang
membahayakan jika pengetahuan kita tentang agama itu sangat sedikit. Oleh
karena itu Islam mewajibkan umatnya untuk mencari ilmu, baik dimensi waktu
(dari lahir hingga wafat), maupun dimensi ruang (hingga ke negeri China)
Curious,
not knowing, not exact, but nice,
Curiga berarti tidak
tahu, berarti tidak pasti, tetapi curiga itu menyenangkan. Jadi apabila kita
mencurigai sesuatu hal, berarti kita tidak mengetahui sesuatu yang kita curigai
itu, namun mencurigai sesuatu itu sangat enak kita rasakan sehingga timbul
ngrumpi bareng-bareng yang akhirnya timbul fitnah. Islam mengajarkan untuk
berprasangka baik (khusnudon) bukan curious (syuudon)
For
fools admire, but men of sense approve:
Orang-orang bodoh
selalu mengagumi sesuatu, sedangkan orang-orang pandai mencoba mencari kebenaran
sesuatu. Islam mengajarkan untuk memikirkan ciptaan Tuhan, bukan untuk
mengaguminya. Apabila ingin mengagumi sesuatu maka yang berhak dikagumi
hanyalah Tuhan
Some
praise at morning what they blame at night,
But
always think the last opinion right.
Beberapa orang memuja
sesuatu di pagi hari dimana sesuatu yang
di puja itu, pada malam sebelumnya adalah sesuatu yang dianggap salah. (Jw. Esuk dele sore tempe). Tetapi, beberapa
orang tadi selalu berpikir bahwa pendapat yang paling akhirlah pendapat yang
terbaik.
We
think our fathers fools, so wise we grow;
Our
wiser sons no doubt will think us so.
Pada waktu kita kecil,
kita berpikir bahwa orang tua kita semuanya adalah kolot dan kurang pendidikan.
Begitu kita tumbuh besar menjadi dewasa, pandai dan memiliki anak, maka anak
kitapun pasti akan mengatakan bahwa kita ini kolot dan kurang pendidikan
(gaptek)
Good
nature and good sense must ever join;
To
err is human, to forgive divine.
Alam yang baik dan rasa
yang baik haruslah bersatu padu karena kesalahan adalah sifat manusia (sense),
sedangkan Tuhan maha pemaaf (nature). Islam mengajarkan bahwa Tuhan itu tempat
manusia menggantungkan nasibnya bukan
(Jw: manunggaling kawulo gusti)
seperti puisi ini. Tuhan juga maha pemaaf,
dan manusia adalah tempat lupa dan kesalahan (seperti kata puisi ini)
For
fools rush in where angels fear to tread.
Orang-orang bodoh
bergegas masuk ke dalam tempat-tempat maksiat, dimana tempat-tempat itu sangat
ditakuti (untuk masuk) oleh para malaekat.
Semoga bermanfaat
TERIMA KASIH
Klik bawah ini, jika anda menyukai tulisan ini. Kembaki ke MENU klik di bawah SUKA
Jenis fontnya pilih yang bagus yo, biar tambah sexy...
BalasHapusSudah bisa bikin favicon to, wah muridku pinter tenan saiki...
BalasHapusTerima kasih dah mampir
BalasHapus