Senin, 28 Januari 2013

Cara mengurutkan: "LAW". "LOVE", dan "POWER"

Oleh: JOKO SUKOCO

BOLEH DI KLIK






Cara mengurutkan: Law (hukum), Power (kekuasaan), dan Love (cinta). Ketiga hal tadi dilihat dari keberadaan penciptaanya memiliki urutan (sequence) yang berbeda dengan pelaksanaan yang dilaksanakan oleh manusia sebagai ciptaan (creature). Bagaimana urutan menurut penciptaannya dan bagaimana urutan menurut pelaksanaannya oleh manusia, bisa dibaca pada bagian selanjutnya.


URUTAN MENURUT KEBERADAAN PENCIPTAANNYA

Yang pertama kali ada (tercipta) diantara tiga hal tersebut adalah LOVE. Jadi berawal dari sesuatu yang semuanya berdasarkan love (kasih sayang). Semua ciptaan (creatures) hidup dalam kondisi saling mencintai, saling mengasihi, saling menyayangi, dan lain-lain semuanya yang berbau LOVE. Setelah itu barulah tercipta (dimunculkan) LAW untuk mengatur keberlangsungan hidup para makhluk. Dengan adanya hukum, maka timbullah POWER untuk menggerakkan keberlangsungan hidup para makhluk. Jadi, urutan menurut keberadaan penciptaanya adalah: LOVE, kemudian LAW, barulah muncul POWER.

URUTAN MENURUT PELAKSANAANNYA OLEH PARA MAKHLUK

Dalam pembahasan ini, hanya dibatasi pada makhluk yang bernama MANUSIA
Berikut adalah beberapa (3) contoh pelaksanaan pengurutan (seqence) yang dilakukan oleh manusia.


a)    Menjalankan agama
1.Pada waktu kita kecil (Islam mengatakan ‘belum mendapat hidayah’), kita menjalankan agama kita masing-masing hanya berdasarkan power (kekuatan) yang kita miliki. Apabila orangtua kita dan lingkungan kita adalah muslim, maka kita pergi ke masjid, jikalau orangtua dan masyarakat sekeliling kita menganut agama Kristen, maka kita pergi ke Gereja, manakala orangtua dan masyarakat sekeliling kita menganut agama Yahudi, maka kita akan pergi ke Sinagoge dan seterusnya sesuai dengan agama dan kepercayaan kita masing-masing. Tahapan ini adalah tahapan POWER.
2. Setelah menginjak dewasa dan pengetahuan kita semakin bertambah, maka kita mulai mempelajari hukum-hukum yang ada dalam agama dan kepercayaan kita masing-masing. Bahkan ada sebagian yang mencoba atau sengaja mempelajari hukum-hukum yang ada dalam ajaran dan agama atau kepercayaan di luar yang kita ikuti sejak kecil. Tahapan ini adalah tahapan LAW.
3. Setelah kita ketahui semua, kita lalu menentukan pilihan yang terbaik dan kita ikuti dengan sepenuh hati (tahapan LOVE).

Kesimpulannya bahwa:
(a) apabila kita menjalankan agama tetapi masih karena orang lain, masyarakat, berarti kita masih seperti anak-anak walaupun umur kita sudah tua,
(b) apabila kita beragama hanya karena hukum/syariah yang ada dalam agama kita mengatakan begitu, maka kita baru berada dalam tahapan LAW ( baru mengerti hukumnya saja), dan,
(c) kalau kita menjalankan agama kita karena kecintaan kita pada Sang Pencipta (Islam mengatakan:’mencari wajah Alloh’) maka kita sudah berada pada posisi LOVE..

b)   Mencari ilmu
1. Pada saat awal kita sekolah, kita lakukan pencarian ilmu hanya berdasarkan kekuatan yang kita miliki. Kalau tubuh kita dan suasana batin kita nyaman, maka kita lakukan pencarian ilmu itu. Contoh dalam hal ini adalah pada waktu kita berada di Taman Kanak-kanak, kita berangkat ke sekolah hanya berdasarkan kemauan dan kemampuan kita. Hal ini berarti kita berada dalam posisi POWER.
2.  Setelah kita berada di Sekolah Dasar dan seterusnya, kita pergi ke sekolah karena peraturannya memang mengharuskan kita berbuat begitu. Sebagai contoh: kita masuk pukul 7 pagi karena peraturannya memang begitu, dan lain-lain kegiatan yang berkaitan dengan persekolahan. Kita berada pada posisi LAW.
3.Apabila kita belajar/mencari ilmu karena menginginkan dan mencintai ilmu itu, maka kita berada dalam posisi LOVE.

Kesimpulannya bahwa: 
(a) jika kita mencari ilmu hanya karena fisik kita memungkinkan ubntuk itu serta sarana dan prasarana yang dibutuhkan tersedia untuk kita berarti masih dalam posisi POWER,
(b) Akan meningkat ke posisi LAW apabila kita mengetahui aturan-aturan yang mengatir tentang pencarian ilmu (dalam Islam ada Hadist yang mewajibkan umatnya untuk mencari ilmu), dan
(c) kita berada dalam posisi LOVE apabila kita memang mencintai apa yang kita cari itu tanpa memperhitungkan apakah ada kekuatan atau tidak, dan juga tanpa memperhitungkan entah ada yang memerintah ataupun tidak (sekedar menggugurkan kewajiban)

c)    Bernegara
1. Banyak dari kita yang melakukan bernegara hanya sekedar pada posisi POWER. Hal ini dapat dilihat misalnya kita membayar pajak, ya hanya karena kita mampu membayarnya, bahkan kalau bisa tidak usah membayarnya.
2. Apabila kita mau membayar pajak karena memang mengetahui hukumnya, atau kita membeli bahan bakar non subsidi karena memang mengetahui hukumnya, berarti kita sudah berada pada tataran LAW
3.Dalam keadaan bahaya, negara membutuhkan kita untuk membelanya. Namun kita belum berada pada posisi LOVE apabila dalam kita membela negara itu hanya karena secara fisik kita mampu mengangkat senjata, dan juga bukan karena ada peraturan wajib militer yang sedang diberlakukan. Para politisi mengatakan “berjuang tanpa pamrih”

Kesimpulannya adalah bahwa urutan pelaksanaan menurut manusia sebagai salah satu ciptaan Tuhan adalah:
POWER, LAW, LOVE

Semoga bermanfaat
TERIMA KASIH


Klik bawah ini, jika anda menyukai tulisan ini. Kembaki ke MENU klik di bawah SUKA

---BERANDA---SENI---SCIENCE---AGAMA---FILSAFAT---CARA2---GAMBAR POUR NOW---HERBAL KOCOK

Tulisan Terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar