Sabtu, 09 Maret 2013

Cara memahami puisi “Fire and Ice”




Oleh: JOKO SUKOCO

BOLEH DI KLIK



http://3.bp.blogspot.com/-SGgSDfdhyco/UTwDqQQDEuI/AAAAAAAAAoc/xFhZzVuvjz0/s1600/robert+frost.jpg
CARA MEMAHAMI PUISI 'FIRE AND ICE". Puisi ini adalah hasil karya Robert Frost (1874-1963). Puisi ini terdiri dari satu bait yang kalau dijadikan prosa hanya menjadi dua buah kalimat saja. Dalam menulis puisi ini, Robert Frost terpengaruh oleh ajaran agama, terutama agama Islam. Selain itu, dia juga mengakui kebenaran ilmu pengetahuan pada saat itu. Bagaimana ceriteranya? Silahkan baca terus!

Sebelum kita bahas, terlebih dulu, silahkan baca puisinya! Inilah selengkapnya.

Fire and Ice (1923)
Some say the world will end in fire,
Some say in ice.
From what I've tasted of desire
I hold with those who favor fire.
But if it had to perish twice,
I think I know enough of hate
To say that for destruction ice
Is also great
And would suffice.

Robert Frost

Puisi ini jika dijadikan bentuk prosa, hanya terdiri dari dua kalimat saja yaitu:

1.      Some say that the world will end in fire, and some others say that it will end in ice. DAN

2.      From what I ‘ve tasted of desire, I hold with those who favor in fire, but if the world had to perish twice, I think I know enough of hate to say that the world will end in ice because it’s also a great distruction and is enough to end the world.

PEMBAHASAN

PEMBAHASAN AWAL
Puisi ini menggunakan kata “and” dalam judulnya  dan tidak menggunakan kata “or”.  Jika kita baca isinya, maka seolah-olah harus diberi judul dengan menggunakan kata “or”, tetapi Robert Frost menggunakan kata “and”, tentu memiliki alasan yang kuat. Salah satu alasannya yang kuat adalah antara “fire” dengan “ice” bukan merupakan suatu pilihan. Robert Frost berpikir bahwa kedua-duanya memiliki derajat yang sama dalam mengakhiri dunia. Oleh karena itu, dua hal tadi harus digabung dengan kata “and” bukannya kata “or”.

PEMBAHAWAN INTI

1.      Kalimat pertama :  Some say that the world will end in fire, and some others say that it will end in ice Kalimat pertama dapat dipecah menjadi dua (2) kalimat tunggal yaitu:
.
            a.Some say that the world will end in fire
.
Yang dimaksud “Some” dalam kalimat ini adalah “some people”. Yang dimaksud oleh Robert Frost adalah orang-orang beragama dan aliran kepercayaan, terutama agama Islam. Hal ini dapat dibuktikan bahwa dari sekian banyak agama dan aliran kepercayaan yang ada di dunia ini hanya agama Islamlah yang jelas-kelas membicarakan tentang “end of the world” atau akhir zaman atau hari kiamat atau doomsday. Dalam Al Qur’an (kitab suci orang Islam) dapat ditemukan 506 kata yang bermakna “hari kiamat”. Di samping itu, terdapat 4 (empat) ayat dengan judul hari kiamat dan 1 (satu) ayat yang berjudul peristiwa yang dasyat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat penjelasan berikut:
.
                      1.      Al Waqi’ah (hari kiamat) surat ke 56 dengan isi 96 ayat
                      2.      Al Haqqoh (hari kiamat) surat ke 69 dengan isi 52 ayat
                      3.     Al Qiyamah (hari kiamat) surat ke 75 dengan isi 40 ayat
                      4.      Al Ghoziyah ( peristiwa yang dasyat) surat ke 88 dengan isi 26 ayat
                      5.      Al Qori’ah (hari kiamat) surat ke 101 dengan isi 11 ayat

Dari sekian banyak ayat yang ada dapat disimpulkan bahwa dunia akan mengalami kiamat dalam keadaan panas (fire). Disebutkan bahwa gunung-gunung beterbangan, matahari dan bumi bersatu, jadi kondisinya jelas panas bukan beku. Oleh karena itu, “some” di sini adalah some people yang merujuk pada kaum muslimin.
.
            b. Some others say that the world will end in ice
.
“Some” dalam kalimat yang ke dua  ini adalah “some other people”. Yang dimaksud oleh Robert Frost dengan “some” yang ke dua (dalam puisi) ini adalah para ilmuwan (scientists) pada waktu itu yang berpendapat bahwa kita itu hidup dalam tata surya di mana matahari sebagai sumber energy utamanya. Matahari sama dengan bintang-bintang lain di langit dengan tata suryanya masing-masing. Diketemukan bahwa ada beberapa bintang yang mati dan ada pula bintang baru (baru lahir). Oleh karena itu, matahari kita ini suatu saat energinya juga akan habis (mati). Kalau energinya hasis, maka akan terjadi kebekuan di mana-mana, dan itu berarti berakhirlah system tata surya kita yang berarti berakhirlah dunia kita ini.

2. Kalimat kedua: From what I ‘ve tasted of desire, I hold with those who favor in fire, but if the world had to perish twice, I think I know enough of hate to say that the world will end in ice because it’s also a great distruction and is enough to end the world.

Kalimat ini dapat dipecah menjadi:
.
a.      what I ‘ve tasted of desire, I hold with those who favor in fire.
 .
Kalimat ini berarti :”Dari apa yang telah rasakan, saya cenderung pada mereka yang suka (gagasannya bahwa dunia akan berakhir) dengan api. Hal ini menunjukkan bahwa secara pribadi Robert Frost mendukung gagasan yang pertama (fire), tetapi selanjutnya dia mengatakan: 
.
b.      if the world had to perish twice, I think I know enough of hate to say that the world will end in ice because it’s also a great distruction and is enough to end the world,
.
ini berarti:”jika dunia ini harus binasa dua kali, saya kira saya cukup beralasan untuk mengatakan bahwa dunia akan berakhir dalam es, karena es juga dapat mengakibatkan kehancuran dan saya kira juga cukup untuk mengakhiri dunia ini”. Dalam bahasa Inggris, Robert Frost menggunakan kalimat pengandaian type 2 (conditional sentence type 2) yang berarti bahwa apa yang diandaikan itu TIDAK TERJADI. Frost sadar bahwa tidak mungkin terjadi kiamat dua kali, hanya saja secara ilmu pengetahuan pada saat itu, dunia juga bisa binasa karena kebekuan karena matahari sudah kehabisan energinya.

PENUTUP
Dalam menulis puisi yang berjudul : Fire and Ice”, Robert Frost mendapat rujukan dari kaum muslimin, entah itu hanya secara lisan, atau mungkin dengan cara membaca literatur-literatur Islam dan juga membaca penemuan-penemuan para ahli ilmu pengetahuan pada saat itu. Secara pribadi, dia lebih condong pada referensi Islam, terbukti dia meletakkan kata “fire” terlebih dahulu sebelum kata “Ice” dalam judulnya. Di samping itu, dalam mendukung pendapat para ahli ilmu pengetahuan pada saat itu, dia menggunakan kalimat pengandaian yang tidak mungkin terjadi yaitu:seandainya dunia harus hancur dua kali.


Semoga bermanfaat
TERIMA KASIH


Klik bawah ini, jika anda menyukai tulisan ini. Kembaki ke MENU klik di bawah SUKA

---BERANDA---SENI---SCIENCE---AGAMA---FILSAFAT---CARA2---GAMBAR POUR NOW---HERBAL KOCOK

Tulisan Terkait:

2 komentar: